Mungkinkah Setan Atau Jin Masuk Ke Dalam Tubuh Manusia?
Ada sebagian dokter menolak adanya jin yang masuk ke dalam tubuh manusia. Mereka berpendapat, bahwa seseorang yang dianggap kerasukan jin sesungguhnya orang tersebut sedang terkena epilepsi. Salah satu gejala epilepsi adalah berbuat dan berkata yang aneh seolah-olah seperti kesurupan.
Gejala epilepsi menurut Sumarno Markan dalam bukunya yang berjudul: Penurunan Neurologi pada halaman 115 menerangkan beberapa jenis gejala epilepsy sebagai berikut:
1. Sawan Lena (khas) Cirinya adalah (a) Penurunan kesadaran saja; (b) Disertai gerakan klonis ringan biasanya kelopak mata atas, sudut mulut atau otot-otot lainnya; (c) Dengan komponen atonik, otot-otot leher, lengan, tangan, tubuh mendadak melemas sehingga tampak mengulai, tak jarang penderita jatuh karena serangan ini; (d) Disertai komponen tonik, otot-otot ekstemitas, leher atau punggung mendadak mengejang, kepala, badan manjadi melengkung kebelakang, lengan dapat mengeras atau menegang; (e) Disertai automatisme, gerakan-geralan atau perilaku yang terjadi dengan sendirinya. __ 2. Sawan Lena (tak Khas) adalah (a) Perubahan dalam tonus otot lebih jelas; (b) Permulaan dan berakhirnya kebangkitan mendadak. __ 3. Sawan Miloklonik: Pada sawan miloklonik terjadi kontraksi mendadak, sebentar, dapat kuat dan lemah. Sebagian dan semua otot, sekali atau berulang-ulang. Sering terjadi waktu akan tidur atau waktu bangun tidur, atau waktu akan melakukan suatu gerakan. Bangkitan ini dapat terjadi pada semua umur.
Jika di perhatikan dari tanda-tanda penderita epilepsi diatas. Sangat mungkin bahwa orang yang diduga kerasukan jin itu adalah orang yang menderita penyakit sawan. Sedangkan, menurut kalangan ahli jiwa mengklaim kesurupan jin sebagai skizophrenia. Sering kali orang yang terganggu jin, karena sihir, kesurupan atau pun kerasukan jin hanya akibat sakit jiwa. Konon katanya, Skizophrenia merupakan penyakit gangguan jiwa yang bertaraf berat, dan salah satu dari 70 macam gangguan jiwa yang ada di Indonesia. Sementara di dunia medis terdapat lebih dari 300 gangguan jiwa.
Kata Skizophrenia sendiri berasal dari kata shizo, yang berarti "jiwa" dan phren yang berarti "kacau". Kalau digabung, skizophrenia berarti "jiwa yang terbelah" atau split of personality. Konon, penyakit ini memang kerap mengakibatkan si Penderita seolah-olah didalam tubuhnya terdapat jiwa yang lain.
Sementara, sebagaimana yang kita ketahui--orang yang kerasukan jin itu terkadang ia sering menunjukan sikap yang aneh seperti bukan sikap dirinya sendiri. Kadang ia suka diam dengan mata yang melotot, dan kadang diwaktu yang sama tiba-tiba ia marah-marah tanpa sebab yang jelas. Selain marah-marah dan diam dengan mata yang melotot, bahkan ia pun kadang kerap mengamuk dan membuat keresahan orang-orang disekelilingnya.
Mungkinkah sikap orang yang dijelaskan diatas itu dikarenakan adanya jin atau setan yang merasuk ke dalam tubunya? Mungkin saja, karena jin atau setan itu sendiri tidak bisa dilihat secara kasatmata. Bukankah Jin adalah satu nama jenis mahluk Tuhan, dan jin sendiri adalah musuh yang nyata bagi manusia walau memang tidak bisa dilihat secara jelas, namun keberedaanya dapat dirasakan. Seperti halnya saat mereka mempengaruhi kita. Jin dalam bahasa Inggris-nya di sebut Ginie. Perkataan tunggalnya "Jinny " yang bermaksud yang tersembunyi, yang tertutup atau yang gelap pekat. Dengan kata lain, wujud jin tidak seperti sebagimana wujud manusia.
Pada dasarnya, Orang yang kerasukan jin dianggap diluar akal sehat manusia atau bertentangan dengan hukum alam. Sedangkan menurut hukum alam sendiri lebih identik realistis. Akan tetapi, jin itu jelas-jelas ada, dan masuknya jin ke dalam tubuh manusia memang benar adanya. Seperti apa yang dikatakan Al-Qur'an dalam surah Al-Baqarah ayat 275 yang saya kutip terjemahannya. Al-Qur'an surah Al-Baqarah:275 berkata: "Orang-orang yang makan (mengambil )riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran penyakit gila."
Penyakit gila itu bisa diartikan bagi orang yang "suka makan riba". Padahal memakan atau mengambil riba itu dilarang oleh agama. Dengan kata lain, sesuatu yang dilarang itu mungkin ada kaitannya dengan setan. Dalam arti, masuknya makanan dari hasil riba itu dapat mempermudah setan atau jin masuk ke dalam tubuh manusia dan sudah barang tentu dapat mempengaruhi wataknya. Maka sangat dimungkinkan kebenarannya bahwa setan atau jin bisa masuk ke dalam tubuh manusia seperti apa yang dikatakan Al-Qur'an tadi (Al-Baqarah:275). Maka wajar saja jika ada orang yang kerasukan jin. Dan konon, setan itu masuk ke dalam tubuh manusia melalui peredaran darahnya. Maka dari itu, agama mengajarkan kita untuk memakan makanan yang halal, dan agamapun mengajarkan kita untuk membaca do'a terlebih dahulu sebelum makan.
Orang yang kerasukan jin bukan berarti hanya orang yang makan riba. Akan tetapi, yang dimaksud dalam tulisan ini adalah kebenaran adanya jin yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Sedangkan, yang dimaksud diatas (soal makanan riba) adalah salah satu sebab yang mempermudahkan masuknya jin ke dalam tubuh manusia.
Ilmu pengetahuan senantiasa berkembang dari hari ke hari. Namun apapun yang dicapainya, sesungguhnya Al-Qur'an sudah lebih dahulu mengabarkannya. Hanya saja masing-masing caranya berbeda. Sebab perbedaannya dari sumber pegangan--yang satu dari Tuhan (Allah SWT), sedang yang satu lagi dari hamba (para ilmuan).
Kerasukan Jin Menurut Departemen Pendidikan Inggris menyebutkan: "Keberadaan roh yang menakutkan dan mencelakakan bagi manusia memang sudah harus diakui, karena telah banyak kasus yang membuktikannya. Biasanya roh-roh jahat itu menguasai orang-orang yang bodoh dan lemah jiwa tapi tidak jahat, dan memang tidak ada orang yang jahat pada dasarnya."
Salah satu bentuk roh-roh jahat yang menguasai orang bodoh dan lemah jiwanya adalah sebagaimana dia mau di pengaruhi oleh bisikan roh-roh jahat itu. Maka, sudah barang tentu akal dan jiwanya dikendlikan oleh roh-roh jahat yang telah menguasainya. Dalam arti, dia mau menuruti apa yang diperintahkan oleh roh-roh jahat tersebut.
Benar apa kata orang bijak: "Salah satu sisi ajaran agama yang tidak boleh terlupakan adalah penyucian jiwa." Hal ini bisa diartikan, bahwa dengan menyucikan jiwa dari kotoran-kotoran yang telah menempel bisa bersih. Dengan demikian, agar jiwa seseorang tidak mudah dimasuki atau dipengaruhi oleh bisikan-bisikan setan.
Sementara, untuk kata lain. Pengetahuan itu bisa jadi bumerang, bila tidak disertai penyucian jiwa. Seperti halnya, kita bisa menciptakan bom misalnya. Tetapi hati kita jahat. Maka, kita akan mudah meledakkan bom itu sesuka kita tanpa memikirkan apa akibatnya. Dengan begitu, sangat relevan, salah satu sisi ajaran agama ini mengajarkan kita melakukan penyucian jiwa. Demikian sebagai upaya untuk menghindari sifat jahat dan pengaruh-pengaruh setan ke dalam diri kita. Meskipun roh-roh jahat (jin) itu tidak bisa dilihat jelas, namun keberadaannya dapat berpengaruh terhadap tingkah laku manusia. Termasuk memberi was-was.
Penyucian Jiwa memang sangat tepat untuk tidak dilupakan. Sebagai benteng jiwa atau pikiran manusia. Karena yang mempengaruhi manusia bukan hanya jin tidak terlihat saja, bahkan ada juga jin yang berbentuk manusia. Sebagaimana manusia yang memiliki sifat jahat seperti jin. Dalam hal demikian Al-Qur'an pun menjelaskan. Kata Al-Qur'an: "Yang membisikan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia." (Qs. an-Nas [114]:5-6)
Wallahu 'Alam
Penulis: Elang
Selasa, 27-Januari-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.