Perbedaan Bukanlah Masalah
Tetapi Sesuatu Yang Luar Biasa
Kita diciptakan dalam keadaan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa sebagaimana adanya. Dengan demikian, tentu kita banyak perbedaan, termasuk budaya, tradisi, dan adat istiadatnya, bahkan juga letak geografisnya. Dari sini kita tahu, bahwa pada dasarnya kita itu berbeda. Akan tetapi, kita itu sebenarnya sama. Sama dalam arti, sama-sama manusia--sama-sama makhluk Tuhan. Bukankah begitu?
Perbedaan itu jelas adanya. Secara realita pun dibenarkan. Sebagaimana adanya bangsa Indonesia, Amerika, Inggris, Taiwan, India, dan seterusnya. Namun hal ini tidak terlepas dari masing-masing diantara kita yang kadang selalu membangga-banggakan milik kita sendiri. Dengan kata lain, apa yang di miliki oleh kita itu lebih baik daripada apa yang di miliki kelompok lain. Padahal itu pun diukur menurut bagi kita sendiri, dan tentu tidak untuk bagi kelompok lain. Sebab, mereka pun juga sama-sama merasa apa yang di miliki mereka itu lebih baik daripada apa yang di miliki kita.
Sebagaimana yang kita ketahui, dalam perbedaan ini telah melahirkan dasar atau faktor penyebab adanya masalah diantara kita dengan kelompok lain. Masalah tersebut tercerminkan dari sisi saling melecehkan, dan menjelek-jelekan satu dengan yang lainnya. Padahal, masalah ini bisa di cegah dengan saling pengertian. Dengan kata lain, Salah satu diantara kita mau tidak mau harus mau saling menerima dengan "suka rela".
Andai kata diantara kita mau meluangkan waktu-- menengok sejenak sebagaimana apa yang dikatakan Al-Qur'an: "Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujuraat: 13)
Dalam konteks ini, bahwa diciptakanNya kita dengan adanya berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling kenal-mengenal (know each other know). Sebagaimana adanya bangsa Indonesia dan Bangsa lainnya. Didalam bangsa Indonesia sendiri memiliki banyak suku. Seperti Jawa, Sunda, Melayu, Madura, Dayak, Batak, Ambon, dsb.
Namun di sisi lain, Al-Qur'an mengatakan-- bahwa yang paling mulia di sisi Tuhannya adalah yang paling taqwa. Dengan demikian, dari suku mana pun yang paling taqwa adalah yang mulia. Oleh karena itu, sebaiknya kita tidak perlu menjelek-jelekan kelompok lain. Baik itu dari sisi budayanya, adat istiadatnya, maupun tradisinya. Oleh sebab itu, saling memahami dan pengertian ini adalah sebagai upaya atau cara yg relevan agar kita bisa saling mengenal satu dengan yang lainnya.
Dewasa ini sebaiknya diantara kita mau menghilangkan rasa kecurigaan kepada mereka dan lebih dari itu demi kepentingan perdamaian dan persaudaraan yang baik. Meskipun budaya kita berbeda dengan mereka. Termasuk bahasa, kadang bahasa bisa menjadi faktor penyebab masalah. Akan tetapi, bisa di cegah dengan saling pengertian.
Lain ladang lain belalang. Lain tumbuhan lain pula hama-nya. Lain bangsa lain bahasa, lain orang lain pula pendapatnya. Sebab, telur-telur dalam satu induk yang sama, pun melahirkan bentuk yang berbeda. Demikian, Apa yang disebut api tidak berarti yang warna merah. Dengan kata lain, "the difference was remarkable".
Penulis: Elang
Selasa, 27-Januari-2015
Sendang, 19:58
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.