Rabu, 16 September 2015

BIARKAN, KITA DENGAN KEADAAN INI!!


BIARKAN, KITA DENGAN KEADAAN INI!!




Menutupi kesalahan namun bisa terungkapkan
Menahan sebuah harapan
menjaga kebersamaan

Menunggu kepastian
hanya itu yang kuharapkan
yang tak bisa ku abaikan
begitu saja sayang

Aku bisa menghentikan
semua yang takkan menjadi
Perpisahan ikatanmu bersama dengan dia

Namun, aku tak perlu itu
yang ku butuhkan itu kamu
Karena soal rasa, dan merasa
lebih baik aku biarkan saja

Mengapa, mengapa, mengapa?
Kiranya hari ini belum tentu sama dengan hari esok

Mengapa, mengapa, mengapa?
Kiranya, aku hanya merasa, bukan memiliki

Jika waktu memang sudah menentukan
Siapa bilang itu emosi egoisitas?

Kali ini aku diam, tapi aku tetap standby
dengan khayalan-khayalan ini

Rasa tak ada paksa
biarkan kita jalani seperti ini
Rasa tidak harus di tafsirkan secara kata-kata
aku nyaman dengan keadaan ini

Meski kita sudah saling merasa
Biarlah kita tetap menjaga
agar tidak ada yang disakiti dan yang tersakiti

Sedikitpun aku tak merasa jadi yang ke dua
Ataupun jadi pihak yang ke tiga

Denganmu, Karenamu, aku menjaga tanpa merusak
Biarkan saja kita seperti ini!
Biarkan saja kita seperti ini!
Biarkan saja kita seperti ini!
Hingga sampai pada akhirnya waktu menentukan - Aku dan Kamu saling memiliki

NOTES: ELANG
15-09-2015
 


SUASANA INI MEMBEDAKAN RASAKU




SUASANA INI MEMBEDAKAN RASAKU





Berawal dari rumah
Aku menyalakan kendaraan
Dengan menunggunya beberapa menit
Sambil mengisap satu batang rokok
Kemudian, aku berangkat dengan suka cita

Dalam perjalanan
Aku diam tanpa bicara
Menikmati sejuknya angin pagi
Tanpa alasan
Aku tetap menikmatinya

Setelah sampai di suatu tempat
Dimana tempat itu adalah tempat kegiatanku
Aku berusaha duduk dengan santai
Membuat kopi dan menyeruputnya sampai habis

Lalu, aku mencoba duduk di kursi dalam ruangan
Disitu aku mengawali sosialisasi
Mengajak atasan berbincang-bincang
Membicarakan sebuah dedikasi dan kontribusi

Diwaktu yang sama
Kita sama-sama menyeruput Kopi dan batangan-batangan Rokok
Dengan tertawa, serius
Disitu aku merasakan kedekatan
Kedekatan sebuah Ikatan yang sudah ada sejak lalu

Baru kali ini aku merasakan kedekatan itu
Aku harap itu akan terulang kembali
Bila perlu berkali-kali
Dengan keadaan kedekatan tersebut

Yaa, Tuhan
Andai aku dapat meloncati gunung
Mungkin hal seperti ini
Aku mampu melampauinya
Tapi, kiranya hidupku bergantung padaMu
Apa mau dikata                                                                                  
Aku hanya bisa merasakannnya
Atas kehendakMu

Sungguh, Suasana ini membedakan Rasa-Ku


Wassalam........

Notes: Elang







Selasa, 15 September 2015

INI HARI APA?



INI HARI APA?         








Hari ini, di pagi ini
Semilir angin yang dingin
Begitu merebak, menusuk ketulang rusukKu
Hingga retak – Di dalamnya bertumpukkan kaca-kaca krikil

Aku titipkan berita ini kepada burung Elang
Untuk membawahnya ke Istana Raja yang paling tinggi
Aku pun tak tahu
Apakah berita ini sudah dibacakanNya
Ataukah burung Elang belum sampai disana

Sejenak Ku duduk dengan santai
Bersama kursi yang berputar
Ternyata, angin itu masih menghampiriku
Ku tutup jendelaku rapat-rapat
Namun angin masih saja menembus lubang kecil jendela

Aku katakan padanya “Tolong Jangan Masuk!!
Sekali lagi “Tolong Jangan Menghampiriku!!
Namun si angin tak menghirauhkan seruanKu

Mereka (angin) tetap saja memaksa masuk
Menabrak semua yang di laluinya
Aku semakin "galau"
Ketika mereka (angin) menghantam kertas-kertas di meja kerjaKu
Latu-latu rokok pun ikut berhamburan bersama dengan debu dari luar
Masuk ke permukaan kedua mataKu
Rubahlah warna mataKu menjadi merah

Aku teriak sangat kencang
Tak tahu,, berapa frekuensi yang ku keluarkan dari mulut Racun ini
MataKu semakin perih
Tapi, mereka (angin) meninggalkanKu begitu saja

Saat air mataKu keluar
Lalu ku pergi menuju kamar mandi
Ku dapati air, kemudian Ku siramkan ke kedua mataKu
Setelah itu Aku kembali ke ruanganKu
Terus, Aku pun duduk
Dalam benakKu berkata “Ini Hari Apa?




Oleh Elang