Rabu, 23 Juli 2014

Sempit Ruang Bahagia; Rumah Tangga Tanpa Cinta

Sempit Ruang Bahagia; Rumah Tangga Tanpa Cinta

Ellangbass, Jika hubungan pernikahan tanpa didasari cinta, maka ketentraman dalam rumah tangga sulit diraih. Menjalani hidup bersama orang yang tidak dicintai hanya akan membuat orang merasakan hampa, gersang, dan usang. Sedikit pun rasa bahagia tak dapat dirasakannya, justru penyesalan yang terus menyala. Memang terkadang awal pernikahannya tanpa cinta, kemudian dengan berjalannya waktu cinta itu sendiri akan tumbuh. Namun tidak semua yang dapat mengalami hal tersebut, bahkan banyak yang awalnya tidak ada cinta; menjalani hubungan rumah tangganya sering ada persoalan persoalan, yang kemudian menjadi sebuah masalah.

Dalam hal ini, Penulis pun sering memperhatikan hubungan Rumah Tangga orang, karena menurut penulis, cara ini adalah suatu pembelajaran yang bila suatu saat nanti penulis juga akan menjalani hubungan Rumah Tangga. Namun sayangnya yang di temui penulis adalah hubungan Rumah Tangga orang yang sering ada masalah.

Penulis mencoba memperhatikan permasalahan rumah tangga orang itu. Seorang istri berbicara dengan penuh penyesalan terhadap pernikahannya (dari awal hingga mempunyai anak lebih dari tiga), dengan pernyataan ; "Saya sebenarnya tidak sudih menikah dengan mu mas, sudah jelek begitu, kalau bukan karena anak saya lebih baik mencari suami lagi." Darisini penulis merasa. Apakah mesti ada penyesalan?- dalam berumah tangga itu. Dalam kesempatan hari yang lain penulis mencari sebab sebab penyesalan ibu tadi.

Pada kesempatan malam hari yang lain, penulis duduk bersama dengan suami ibu tadi, kemudian menanyakan perihal tentang awal awal ia sebelum menikah. Penulis mulai bertanya: "Bagaimana ceritanya sebelum bapak menikah?" Awal mulanya saya berpacaran dengan gadis yang bernama si S, Tetapi tiba-tiba bapak saya melamar si B (yang sekarang menjadi istrinya) untuk di jadikan istri saya." Kata bapak suami ibu tadi. Penulis mencoba bertanya lagi: "Lho kok bisa pak? Bukankah bapak sudah punya pacar? Lantas kenapa bapak tidak menolaknya? Tetangga menjawab: "Saya juga tidak mengerti kemauan bapak saya, padahal sebelumnya saya sudah mengatakan, bahwa saya berpacaran dengan si S. Waktu itu saya pun nurut saja, dengan apa yang sudah di kehendaki bapak saya. Tetapi hati saya sebenarnya ingin menolaknya." jawabnya

Dalam pernyataan bapak tersebut membuat penulis merasa puas karena sudah mendapat jawaban persoalan tadi. Penulis simpulkan, menjalani hubungan Rumah Tangga tanpa cinta, maka membuat orang atau pelakunya akan penuh dengan penyesalan, sulit menjaga ketentraman, dan sempitnya ruang bahagia. Kemudian rasanya memang sulit, jika harus menikahi seseorang, sedangkan dihati orang tidak ada perasaan cinta atau kecenderungan yang membuat orang ingin menikahinya, meskipun kriteria yang lain sudah terpenuhi.

Secara individual; "seseorang yang di hatinya tidak ada ruang cinta terhadap orang lain, maka setiap orang yang ia lihat akan dibencinya. Begitu pula menjalani hubungan Rumah Tangga yang awalnya tidak didasari perasaan cinta, bukannya hidupnya bahagia malahan yang ada lebih banyak permasalahannya.

Padahal hidup berpasangan itu dapat membuat orang menjadi bahagia, dengan pasangannya ia bisa canda, tawa, bergurau, bermanja, berlembut, perhatian, saling mengerti, dan sebagainya, yang nantinya akan tumbuh kebahagiaan. Oleh karenanya ada sebuah kata para pujangga: "Hidup tanpa cinta bagai taman tak berbunga."

Pernyataan para pujangga tadi ada benarnya. Jika orang hidupnya tanpa cinta maka layaknya bagai taman tak berbunga. Kalau kita perhatikan, bila ada sebuah taman yang tak berbunga, maka terlihat tak begitu indah halamannya, akan tetapi jika dengan adanya bunga bisa membuat mata pengunjung (taman) terpesona dengan ke indahan bunga bunga (taman), yang nantinya ia merasa bahagia berada di taman yang di penuhi bunga bunga.

Dengan demikian, Sebuah pernikahan dengan cinta, maka suatu saat nanti ia akan menjaga hubungannya dengan baik, dan setia dengan pendamping hidupnya, tetapi sebuah pernikahan yang tidak didasari cinta, maka kemungkinan suatu saat nanti ia akan melakukan perselingkuhan dengan lawan jenis yang lainnya.

Ilustrasi/Penulis: Elang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.