Senin, 15 September 2014

Mudahnya Mempengaruhi Masyarakat Dari Sudut Sosiologi!!

Mudahnya Mempengaruhi Masyarakat Dari Sudut Sosiologi!!




Elangbass, Masyarakat Indonesia pada dasarnya mudah dipengaruhi dengan berbagai cara. Tidak perlu memaksa apalagi dengan cara meneror. Cukup dengan mengikuti atau mengimbangi pola pikir atau dengan cara mereka menjalani kehidupannya.

Strategi untuk mempengaruhi mereka harus sesuai dengan pola pikir mereka. Sebelum melangkah ke arah itu adakalanya kita mau bersosialisasi atau bergaul dengan mereka terlebih dahulu. Dengan bersosialisasi dan bergaul akan mempermudah kita untuk mempengaruhinya.

Apabila tanpa bersosial atau bergaul langsung dengan masyarakat. Kita tidak akan akan tahu sosiologi/ilmu pengetahuan tentang kehidupan masyarakat. Sedang ketika kita Bersosial atau bergaul dengan mereka, dari situ kita akan tahu cara mereka menjalani kehidupannya, pola pikirnya, adat, budaya dan tradisi mereka. Setelah itu barulah kita merancang strategi untuk mempengaruhi mereka.

Dalam menjalani strategi itu, kita pun akan menemui berbagai macam problema. Maksudnya, kita harus mengimbangi dan mengikuti arah hidup mereka. Sedang Problema yang akan kita temui ialah pendirian kita pribadi. Artinya, pendirian kita akan terancam runtuh karena kita harus mengimbangi dan mengikuti arah hidup mereka. Sebab pada dasarnya pendirian orang manapun tidak mau diusik oleh orang lain. Tetapi ingat!! Hal itupun bukanlah awal kegagalan, apabila kita masih mempunyai kekuatan atau tetap semangat menjalani prinsip.

Disisi lain, Pendekatan secara "Verstehen (Pemahaman)" yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap menjadi penuntun perilaku manusia. Kemudian, pendekatan secara "matrealisme dialektis" yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat. Di inggris seorang tokoh sosiologi yang bernama Herbert Spencer mempublikasikan Sosoiology dan memperkenalkan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.

Mengingat dahulu sejarah di Indonesia, Mengimbangi atau mengikuti polah pikir-arah hidup masyarakat telah dicontohkan oleh leluhur kita terdahulu. Sebagaimana yang pernah dilakukan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga pada masanya. Perjuangan beliau menyebarkan agama Islam tidak gampang. Karena masyarakat yang beliau hadapi kebanyakan orang non Islam yang masih mempercayai adat mereka. Tetapi beliau punya cara sendiri. Yakni, dengan pewayangan sebagai alat metode dakwahnya beliau mampu mempengaruhi masyarakat pada masanya. Sehingga dengan mudahnya masyarakat berbondong-bondong masuk Islam. Tanpa paksaan tanpa teror.

Nah!! Sementara, Pola pikir atau arah hidup masyarakat dimasa kini berbeda dengan dizaman Kanjeng Sunan Kalijaga. Maka strategi untuk mempengaruhinya pun berbeda pula.

Apabila kita mengamati dari sudut sosiologi. Kehidupan masyarakat Indonesia di era Reformasi sekarang ini adalah masalah Ekonomi dan Politik yang kerap kali melintas dikehidupan mereka. Bahkan kedua hal tersebut layaknya makanan pokok. Umpanya makan tanpa nasi atau nasi tanpa lauk kurang pas!! Sehingga dalam kehidupan sosial mereka, Ekonomi dan Politik selalu diperbincangkan dalam keadaan atau situasi apapun. Dimanapun bahkan kapanpun kedua hal itu tidak pernah lepas dalam pola pikirnya. Ekonomi dan Politik sudah menyeluruh dari mulai masyarakat kelas mengatas, menengah hingga yang paling kelas bawa.

Selain masalah Ekonomi dan Politik, ada hal yang lain yang juga hadir atau kerap kali merasuk pada pola pikir masyarakat. Khususnya kaum mudanya. Hal yang selalu hadir merasuk pada anak muda adalah bentuk 'galau'. Faktor kegalauan yang sering hadir pada pola pikir kaum muda. Biasanya berdasarkan soal "cinta". Terkadang mereka bertengkar dengan pacarnya jadi galau, putus bercinta galau, menjomblo lama galau. Ada juga hal yang lain selain soal cinta. Seperti, persoalan keluarga, pekerjaan dsb.

Hal lain yang merasuk pada pola pikir masyarakat. Selain masalah Ekonomi, Politik dan Galau adalah Tegang. Karena dari era Penjajahan ke Orde lama-Orde baru hingga sampai ke masa Pembaharuan/Reformasi ini, masyarakat Indonesia selalu tegang.

Bebarapa hal itu merupakan sosiologi yang akan membuka arah jalan strategi kita untuk mempengaruhi masyarakat sesuai pola pikir dan arah hidupnya dengan cara?

Sebagai landasan atau modal untuk strateginya cukup dengan humor. Karena yang dibutuhkan masyarakat Indonesia saat ini adalah humor. Strategi Humor ini dapat digunakan sebagai metode untuk menghancurkan rasa tegang. Selain dapat menghancurkan rasa tegang humor juga dapat menghancurkan sifat (keadaan hal) galau.

Sementara, mengenai masalah Ekonomi dan Politik sifatnya lebih cenderung serius, tetapi perlu kita ketahui, bahwa tidak akan selamanya manusia itu bisa selalu serius. Karena pada dasarnya, setiap manusia akan menemui titik kejenuhan.

Maksud persoalan serius disini adalah; "Apabila orang melakukan hal apapun dengan serius hingga sampai pada batasnya, maka setelah itu ia pasti akan menemui titik kejenuhan. Kemudian, ketika dia berada dititik kejenuhan, maka hal yang akan ia lakukan ialah mencari sesuatu hal yang dapat menghilangkan, membuang atau  melawan kejenuhannya tersebut. Sedang senjata jitu untuk menghancurkan kejenuhannya adalah dengan cara merefresh otak, akal dan pikirannya. Nah!! Untuk merefresh otak, akal dan pikiran bisa dengan cara berhumor. Sebab, humor adalah salah satu cara dari sekian banyak cara yang dapat digunakan untuk menghancurkan kejenuhan."

Jangan lupa!! Ketika kita mempengaruhi masyarakat harus dengan sedikit demi sedikit. Karena, bilamana dengan terlalu terburu-buru bisa bisa masyarakat merasa terancam pendiriannya. Apabila masyarakat sudah merasa terancam pendiriannya, maka mereka akan menjauhi kita. Oleh karena itu, Peranan kita jangan jauh jauh dari posisi mengikuti atau mengimbangi pola pikir atau arah hidup mereka. Namun, sebelum kita mempengaruhi mereka adakalanya kita mau dipengaruhi oleh mereka sebagai sebuah langkah atau proses pengimbangan. Adapun letak kita sudah berada pada posisi dipengaruhi oleh mereka bukan berarti kita sepenuhnya menyerahkan pendirian kita. Jadi, intinya agar kita mudah menjalani prinsip tersebut.

Penulis: Elang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.