Selasa, 03 November 2015

Dengan Ini Aku Mengatakan




Dulu adalah Dulu
Bukankah harus begitu?
Tetapi, sekarang
" I'll Save You..!! "


Dan, izinkan Aku untuk bercerita!


Momen Indah Begitu Kuat Dalam Memory. Mengingat waktu dulu, dimana aku melihat, menyaksikan, mengetahui betapa lembutnya sikapnya terhadap ku. Disitu aku mulai merasa bahwa kelembutan sikapnya begitu melemahkan sikap kasar ku.

Tidak sampai disitu. Aku mulai merasa mengaguminya. Diwaktu yang sama aku mulai tertarik dengan kelembutan sikapnya. Aku di buatnya bagai ranting pohon mangga besar yang keropos oleh seekor kumbang. Bersamanya dengan waktu. Dengan rasa ketertarikanku, Aku mencoba mencari tahu isi kulitnya itu.

Waktu pun bergantian, memberi undangan kepada ku, untuk menghadirkan kisah. Lalu, aku melakukan pengaplikasian terhadap undangan itu.

Yah iya. Karena memang ada pengaguman, dan ketertarikan. Disitu aku merangkai. Melarikan diri dari langkah-langkah ku sebelumnya. Yakni, sebuah sikap yang biasa saja menjadi sikap ingin ada pendekatan romantika..

Kalah itu, penalaran memang telah menerimanya. Hingga aku tahu, bahwa dia memang pantas mampu melemahkan sikap kasar ku, menjadi pengagumnya.

Sepertinya naluri itu begitu kuat mendorong ku untuk menciptakan sebuah kisah. Tetapi, kisah ini bukan kisah si Doraemon dengan Kantong Ajaibnya, ataupun si Kancil dengan Kecerdikannya. Akan tetapi, kisah ini kisah asmara bagai Romeo, dan Juliet, atau Pangeran, dan Permaisurinya. 😀😀

Tinta hitam, dan Kertas Putih sudah ku siapkan. Ketika aku membutuhkannya, Aku tinggal menulis saja. Alasanya, ada pepatah yang mengatakan "Sedia Payung Sebelum Hujan."

Biar bagaimana pun aku harus mengakui. Selain perasaan Mengagumi, dan Ketertarikan. Perasaan ku bertambah menjadi perasaan Suka, dan berkembang menjadi perasaan Cinta. Yaa karena memang perasaannya begitu kok. 😁

Satu pemikiran datang menghampiri tempat kosong dalam otak ku. Yakni, Aku harus mendekatinya secara intens untuk menggali sebuah nilai. Namun nilai ini bukan nilai ujian yang ada di sekolahan. Karena perasaan ku menyintainya. Penggalian nilai itu aku lakukan secara emotional. Awalnya, aku pelajari kelakuannya, tindakannya, sikap, dan sifatnya. Dengan begitu, bisa mempermudah dena peta pendekatan.

Hari demi hari. Aku abaikan semua waktuku dalam hal-hal kebiasaanku. Kalah itu, ku buang waktuku agar bisa intens PDKT secara emotional dengannya. Ternyata, disitu aku memperoleh kepercayaan diri. Bahwa nilai pendekatan itu adalah kita sama-sama punya rasa.

Egonya aku, menutup kesabaranku, menutup pertimbanganku. Hingga tidak lama kemudian Aku mengajaknya untuk berbicara empat mata. Pada waktu itu, dia tengah berjalan dengan temannya. Aku pun mengadangnya, dan memberhentikan mereka. Dan, aku meminta waktu padanya untuk berbicara empat mata. Namun, si temannya mau mengerti, dan meninggalkannya bersama ku.

Disaat kita tengah berdua. Aku ungkapkan isi hatiku dengan pernyataan:
"Aku Mencintaimu!!?."
"Aku ingin jadi pacarmu." tambah ku
Serentak membuatnya diam. Ditambah dengan aurah wajahnya seperti tengah berandai-andai.

Diamnya membuat ku bertanya-tanya. Mungkin dia tidak membalas pernyataanku karena dia gerogi, atau karena barangkali dia belum siap menjawab.

Sebab, Aku pun bingung di buatnya. Lalu aku katakan padanya:
"Kalau kamu belum siap menjawab, saya tunggu jawabannya di lain waktu."
Kemudian, aku mengajaknya jalan dan menemaninya pulang (tapi tidak sampai pada rumahnya). Setelah dia pulang, aku pun pulang.

Malam itu, aku sangat mengharapkan jawabanya, apapun itu jawabannya bagiku tidak penting. Yang penting adalah dimana aku sudah mengungkapkan dan dia mau memberi jawaban, walau hanya seuntai kata.

Di kemudian harinya, aku masih mengharapkan jawabannya. Ya karena bagiku itu penting. Tapi, meski belum ada jawabannya. Aku tidak menagihnya. Inginnya aku dia mau menjawab tanpa di tagih. Sebab konon, Cinta tidak ada paksaan

Kalah itu, waktu banyak yang terbuang. Namun, dia masih belum menjawab. Aku pun masih menunggu, dan bertindak. Tapi, tindakanku bukan tindakan seperti PDKT-an. Malahan justru aku menjadi minder dengannya. Dan aku semakin tidak berani mendekatinya. Takut dia ilfeel kepada ku.

Meski demikian, aku selalu menanyakan kepada teman dekatnya. Siapa tahu dia curhat kepada temannya tentang ungkapan empat mata kalah itu. Tapi, sayangnya. Kata temannya, dia tidak bercerita tentang itu. Lama kelamaan belum ada satu pun untaian kata jawaban darinya. Disitu, aku menyadari bahwa Aku harus berhenti dalam pengharapan kosong itu.

Notes: Waktu selalu membedakan. Yang sudah sudah. Sekarang, aku tengah berusaha untuk tidak menyia-nyiakannya

Sendang, 03 November 2015
02:46 Wib

By BassElang

Senin, 19 Oktober 2015

Ku Tuliskan Cerita



Ku Tuliskan Cerita

Gelap ini
Ku sembunyikan pundaku
Pada telingaku
Yang bertumpukan kotoran
Tanpa ada pertimbangan

Karena..
Dia beranggapan
Anak yang baru lahir
Tidak begitu mahir

Kemudian, karena ku sungkan berkaca-kaca I Ku memilih mengiris-iris bawang merah I Sehingga keluarlah air dari sumbernya

Di saat demikian I Orang-orang di sekitarku malah asyik menggeleng-gelengkan kepalanya I Aku di buatnya penasaran I Ku tarik kembali pundaku dari telingahku..

Ternyata, yang ku dapati adalah, mereka asyik karena mendengarkan musik I Aku pun terkejut olehnya

Aku bertanya: Kenapa musik sedemikian membuat kalian menggelengkan kepala? I Simple jawabannya I Musik obat galau yang di alaminya I Benar juga, segala sesuatu ada obatnya..

Terimakasih, untuk kadonya I Tanpa ragu ku mengucapkannya I Mereka diam sejenak I Lalu berkata: Kado yang mana? I Ku katakan pada mereka I Kado spesial yang kamu tampakkan ..

Aku beralih ke tempat sebelumnya

Tanpa ragu
Ku buka semua pintu tas ku
Yang ku cari adalah heandset
Ku menemukannya
Lalu ku pasang pada telingahku ..

Tapi tiba-tiba lampu hp ku menyala
Ternyata ada sms darimu
Smsnya begitu acu
Aku balas apa adanya
Dia membalas dengan ungkapan marah

Aku mencoba menenangkannya
Malah dia tidak menerima

Aku pun bingung dibuatnya
Seandainya dia tahu
Dia tidak begitu
Tapi, tahu saja tidak cukup
Apabila tanpa penerimaan secara suka rela

Demikian cerita singkatku
Selamat malam.........

Sendang, 15 Oktober 2015

AKU MASIH INGAT!!



                                             AKU MASIH INGAT!!               

Hooo,, Hoooooo
Haaaa.. aaaaaa


Begitulah lantunan yang sering ku lantunkan
Kala rasa sedang berada pada perasaan yang terharu
Mengingat akan kebersamaannya
Kasih sayangnya, cintanya, belas kasihnya
Perhatiannya, lembutnya, manjaannya
Kasarnya, tegasnya, marahnya
Kepeduliannya, terhadap generasinya
Begitu amat mengikis hati, dikala ku mengingatnya




KU MERINDUKANNYA


Aku masih ingat, ingat, ingat
Dimana dia begitu perhatian terhadapku
Perhatian akan kesehatanku
Kiranya nilai sehat begitu penting baginya




Aku masih ingat, ingat, ingat
Dimana dia mengurusku
Dia menyayangiku
Dia mengasihiku
Dia mendidikku, mengajariku
Diwaktu aku masih kecil


Terimakasih Pahlawanku, pahlawan nasionalku
Rajaku, pemimpinku


Hooo,, Hoooo
Haaaa… aaaa


Oh, Raja di atas raja
Kiranya, Engkau menyaksikan
Melihatnya, mengetahuinya
Apa yang telah dia lakukan
Selama ia berjalan, melangkah, berpetualangan
Mengurus kami, dengan penuh cinta


Hoooo, Hooo
Haaa. Aaaaa


Engkau maha pecinta
Jika Engkau mengukur cintanya
Aku yang mengukur cintaMu
Begitu besarnya, rasa cintaMu terhadap kami
Dia memperlakukanku seperti itu
Itu atas izinMu
Dia mencintaiku, dan kami
Itu karena Engkau mencintaiku, dan kami


Hooo.. Hoooo
Haaaa.. aaaaa


Masih dalam cerita
“Aku masih ingat”


Ketika aku menangis
Dia membujuk
Ketika aku meminta
Dia memberi
Ketika aku berharap
Dia menasehati
Ketika aku ngambek
Dia menyabari
Ketika aku berdiri
Dia menyuruhku duduk
Ketika aku duduk
Dia menyurhku berdiri
Ketika aku tidur
Dia membangunkan
Ketika dia membangunkan
Disitu dia mendidikku
Ketika, ketika, ketika
Dia, dia, dia


Hooo. Ooo


Aku tidak bisa mengungkapkan semua ceritanya
Cerita bersamanya, cerita bersamanya
Bersamanya, bersamanya, bersamanya


Oh,, Tuhan
Ketika burung yang terbang
Kami pernah melihatnya bersama
Ketika rumput mulai menghijau
Kami pernah memotongnya bersama
Kami berikan kepada kambing yang lapar
Ketika itik mulai lapar
Kami pernah memberi makan bersama
Ketika ayam bertelor dan mengeram
Kami pernah mengurusnya bersama


Haaa.. aaa


Aku masih ingat!!
Ketika dia pergi
Aku ikut Tuhan..
Dan dia, dia tidak sungkan membawaku
Dengan sepedanya, dengan kakinya
Dengan kekuatanya, tenaganya
Kami pernah bersama-sama
Padahal dia laki-laki tua bangka


Hoooo..ooo


Aku masih ingat!!
Masih sangat ingat, dan ingat, ingat
Dia lelaki tua bangka, tua bangka
Tapi dia begitu kuat
Menafkahi kami
Begitu sabar
Mengajari kami
Begitu cinta
Mendidik kami
Begitu sayang
Mengasuh kami


Haaa. aaaaa


Perhatiannya adalah sayangnya
Kepeduliannya adalah cintanya
Keprihatinannya adalah belas kasihnya
Begitu sabarnya dia


Hoooo,,, Hooo


Tuhan, Tuhan, Tuhan
Jangan berikan dia api
Karena api begitu panas baginya
Jangan berikan dia siksaan
Karena dia hanya seorang lelaki tua bangka
Tua bangka, tua bangka, tua bangka
Yang lemah
Jika dibandingkan dengan kekuatanMu


Haaaa... aaaaaaa


Dia bukan ahli syurga
Dia orang yang lemah
Jika Kau jebloskan dia di penjaraanMu


Hoooo.. ooo
Haaa.. aaaa


Jika Engkau menghitung-hitung dosanya
Aku yang menghitung-hitung
Betapa besarnya pengampunanMu
Jika Engkau menghitung-hitung amalnya
Aku yang akan menghitung-hitung
Betapa besarnya kebijaksanaanMu
Jika Engkau menghitung-hitung
Keburukannya, kesalahannya, kekurang ajarannya
Aku yang menghitung-hitung
Betapa besarnya, kemurahanMu
PenyayangMu, kepedulianMu


Marahnya atas dasar kesalahanku
Adalah kemurkaanMu terhadapku
Tegurannya atas dasar kurang ajarku
Adalah kepedulianMu terhadapku
Perhatiannya terhadapku
Atas dasar perhatianMu terhadapku
Dan “segala sesuatu” yang dia lakukan terhadapku
Merupakan izinMu, izinMu, izinMu


Hooo, Hooo
Haaa.. aaaaaaaaa


Aku masih ingat!!
Disaat ku sakit
Dia membawaku ke laut
Mencari obat untukku


Yaa Tuhan
Dia lakukan dengan sepedanya
Dengan kakinya yang rapuh
Pulang pergi demi aku yang brengsek ini
Yang kurang ajar terhadapnya
Yang mengolok-oloknya
Karena tua bangkanya
Tetapi, dia selalu
Memberi kebutuhan apa yang aku butuhkan


Hooo,, Hoooo
Haaaa.. aaaaaaa


Aku Masih Ingat!!


Dia selalu ada
Ketika aku tengah lapar
Dia selalu ada
Ketika aku tengah sakit
Dia selalu ada
Ketika aku merengek-rengek


Kala itu Tidak ada tangan kanan maupun tangan kiri disekelilingku
Tetapi, dia perwakilanMu
Yang menjadi tangan kanan dan tangan kiriku


Apalah jikalau tidak ada dia
Aku mungkin sudah mati kelaparan
Kurang belas kasih sayang
Kurang ajaran, kurang didikan, dan sebagainya
Berbagai kekuranganku itu
Dia yang mengisihnya
Bukankah itu semua adalah rahmat dariMu bagiku


Hooo.. Hoooo
Haaa. Aaaa


Semoga Engaku selalu merahmatinya
Tua bangka yang lemah
Tua bangka yang hina
Tua bangka yang berdosa
Kiranya, perlakuannya terhadapku, dan kami
Adalah bekal-nya yang indah disana


Amiiinn,, aminn,, aminnn


Sendang, Rabu - 19 Oktober 2015